1. Bambang Akswatama,
2. Dürnayana,
3. Acaryanandana,
4. Acaryaputra.
Nama Kecil
- Bambang Aswatama
Pusaka
- Bambang Aswatama tidak memiliki senjata pusaka
Kesaktian
- Bambang Aswatama tidak mempunyai aji kesaktian.
Tinggal
- Padhanyangan
Nama Ayah
Nama Ibu
- Bathari Wilutama
Nama Istri
- Dewi Switantri / Dewi Dirajaretna
Nama Anak
- Dhahywang Suwela / Bambang Dirajatama
Saudara
- Bambang Aswatama tidak mempunyai saudara kandung.
Ciri-ciri
Bambang Aswatama menggunakan busana, yaitu ; irah-irahan gelüng keling, sumping mangkara/surengpati, jamang loro, kalüng penanggalan, kelat bahu ngangrangan, gelang tangan punggawa wajikan, gelang kaki binggel, memakai celana panjang cindhe dan memakai kain jangkahan satriya.Bambang Aswatama bermata kedhelen, hidung pideksa, bentuk mulut salitan brengos, mempunyai jenggot dan wok, rambut suri, bentuk jari tangan driji jalma, arah wajah lanyap, posisi kaki jangkah.[15] Sunggingan badan berwarna emas, sedangkan wajahnya berwarna merah muda. Bambang Aswatamamempunyai bentuk badan sedang dan bersuara sedang.
Watak
Bambang Aswatama mempunyai watak kejam, mudah terpengaruh bujuk rayu orang lain berani tetapi kurang perhitungan. Dia seorang yang mempunyai watak setia dan penurut, terutama kepada ayahnya.
Cerita
Dalam pagelaran wayang kulit, dia sering terlibat pertempuran dengan Raden Setyaki, Raden Anoman, Patih Udawa dan para putra Pandhawa. Bambang Aswatama menggunakan senjata pedang, tombak dan gada, tetapi selalu kalah. Walaupun telah berulangkali menderita kekalahan, dia tidak pernah jera menghadapi musuh-musuhnya. Ketika sedang berperang, Bambang Aswatama sering mundur sambil menangis. Hal itu dikarenakan mendengar cerita bahwa dia adalah anak seekor kuda. Timbul rasa malu dan dia tidak mau meneruskan peperangan. Para Kurawa tidak membelanya, justru ikut mentertawakan sambil menari-nari. Bambang Aswatama memiliki andil yang sangat besar dalam berlangsungnya perang Baratayuda. Banyak ksatria dan putri yang gugur di tangannya. Bambang Aswatama sendiri juga terbunuh dalam lakon “Parikesit Lair”/”Aswatama Nglandhak”. Ketika hendak membunuh bayi Raden Parikesit, dia terkena pusaka panah Kyai Pasopati. Dia kemudian melarikan diri, tersesat sampai di Pertapan Grojogan Sewu, tempat bertapa Prabu Baladewa. Akhirnya Bambang Aswatama tewas setelah dipukul oleh Prabu Baladewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar