Wahyu Dewandaru yang akan turun ke dunia. Wahyu itu berujud manusia, yang terkadang bisa dilihat, tapi ada kalanya tak dapat dilihat.
Untuk memperolah wahyu yang konon berada di Gunung Mahendra itu, Duryudana meminjam Aji Candrabirawa pada Prabu Salya. Mulanya Salya berkeberatan, tetapi setelah Begawan Drona mem-bujuknya, Aji Candrabirawa diserahkan.
Setelah itu Drona menyuruh Burisrawa untuk beralih ujud menjadi wanita cantik bernama Sri Sumilih. Tugasnya adalah menggoda Arjuna, agar Arjuna tidak bisa mendapatkan Wahyu Dewandaru.
Sementara itu di Kerajaan Tawang Gantungan, Prabu Godayitma merasa dengki pada Arjuna yang sering mendapat wahyu. Karena itu Prabu Godayitma lalu beralih ujud menjadi Arjuna, agar ia mendapat Wahyu Dewandaru.
Dalam perjalanan, Arjuna palsu bertemu dengan Sri Sumilih, tergoda akan kecantikannya dan mengejar wanita itu. Sri Sumilih lari ke hadapan Duryudana dan minta pertolongan. Duryudana melepaskan Aji Can-drabirawa sehingga Arjuna palsu berubah ujud menjadi Prabu Godayitma, yang lalu lari pulang ke Tawang Gantungan.
Wahyu Dewandaru sebenarnya bersemayam di pribadi Resi Dewandaru, di puncak Gunung Mahendra. Arjuna datang meminta wahyu itu, tetapi tidak diberikan. Terjadi perang tanding, Arjuna kalah dan lari pulang ke Kerajaan Amarta. Resi Dewandaru mengejar.
Di Amarta, Resi Dewandaru berhadapan dengan Prabu Puntadewa, dan kalah. Ia lenyap masuk ke pohon beringin di alun-alun Amarta.
Tak lama kemudian datang Duryudana yang meminta wahyu itu. Terjadi perang tanding antara Duryudana dengan Puntadewa. Duryudana mele-paskan Aji Candrabirawa, tetapi karena berhadapan dengan Puntadewa yang berdarah putih, Candra-birawa takut dan lari pulang kepada Prabu Salya.
Karena merasa tidak sanggup menghadapi Puntadea, Duryudana dan para Kurawa segera lari pulang ke Astina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar