Nama
Lain:
1.
Prb
Mangsahpati,
2.
Prb
Banendra,
3.
Matswanata,
4.
Prb
Wiratha Iswara.
Nama
Kecil: R Dürgandana
Pusaka:
Prb Matswapati tidak mempunyai pusaka.
Kesaktian:
Prb Matswapati tidak mempunyai aji kesaktian.
Tinggal:
Negara Wiratha
Nama
Ayah: Prb Basukethi/Basukîswara
Nama
Ibu: Dw Yükti
Nama
Istri: Dw Rekathawati
Nama
Anak:
1.
R
Seta,
2.
R
Utara,
3.
R
Wratsangka
4.
Dw
Utari.
Saudara:
Dw Dürgandini/Rara Amîs
Ciri-ciri
Prb
Matswapati menggunakan busana, yaitu; irah-irahan topongan, jamang sungsün telu,
sumpîng mangkara, kalüng ulür-ulür, memakaipraba, kelat bahu ngangrangan,
gelang tangan calumpringan, gelang kaki ngangrangan binggel dan memakai kain bokongan
bunder. Prb Matswapatibermata kedhelèn, hidung pideksa, bentuk mulut salitan brengos,
mempunyai jenggot dan wok, bentuk jari tangan driji jalma, arah wajah lurüh,
posisi kaki rapet. Sunggingan badan berwarna emas, sedangkan wajahnya berwarna
merah muda. Prb Matswapati mempunyai bentuk badan kecil dan bersuarasedang.
Watak
Prb
Matswapati mempunyai watak bisa merangkul kepentingan semua kalangan. Dia
sangat berwibawa dan mampu memberi petuah-petuah luhur supaya orang lain dapat
berbuat baik. Prb Matswapati dapat menyelami watak orang lain, sesuai dengan
posisinya sebagai penasehat utama negaraNgamarta, Dwarawati dan Wiratha.
Cerita
Prb
Matswapati adalah raja yang berumur panjang, sehingga dapat mengasuh anak, cucu
serta cicitnya. Prb Matswapati sangat mencintai paraPandhawa karena berjasa
besar terhadap negara Wiratha. Dalam lakon “Wiratha Parwa”/”Pandhawa Kumpül”,
para Pandhawa yang sedang menjalani hukuman bersembunyi selama setahun, memilih
negara Wiratha sebagai tempat yang aman. Para Pandhawa menyamar sebagai rakyat
jelata. Suatu ketikaterjadi huru-hara di negara Wiratha akibat ulah R Rupakenca,
R Kencarupa dan R Rajamala. Orang yang dapat meredakan kerusuhan tersebut
adalah R Werkudara yang menyamar sebagai Jagal Abilawa, serta R Harjuna yang
menyamar menjadi Kedhi Wrehatnala. Setelah semua tabir dapat terkuak, Prb Matswapati
merasa terharu dan bangga, ternyata cucu-cucunya sendiri yang dapat
menentramkan negaranya. Setelah kejadian itu, Prb Matswapatibersumpah untuk
membantu para Pandhawa supaya dapat memperoleh kembali haknya menempati negara
Ngastina. Prb Matswapati meninggal dengan cara müksa, yaitu hilang bersama
raganya. Sebuah kereta kencana menjemputnya menuju ke alam keabadian sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar