Pancawala
Nama Lain: R Pancakumara
Nama Kecil: R Pancawala
Pusaka: R Pancawala tidak mempunyai benda pusaka.
Kesaktian: R Pancawala tidak mempunyai ajian kesaktian.
Tinggal: Negara Ngamarta
Nama Ayah: Prb Puntadewa
Nama Ibu: Dw Drupadi
Nama Istri: Dw Pêrgiwati
Nama Anak: R Pancakusuma
Saudara: R Pancakusuma tidak mempunyai saudara kandung.
Ciri-ciri
R Pancawala menggunakan busana, yaitu ; irah-irahan gêlüng kêlîng, sumpîng prabangayün, kalüng penanggalan, kêlat bahu ngangrangan,gelang tangan calumpringan, gelang kaki ngangrangan dan memakai kain jangkahan satriya. R Pancawala bermata liyêpan, hidung walimirîng, bentuk mulut salitan tanpa kumis, bentuk jari tangan driji jalma, arah wajah lurüh, bentuk rambut ngore, posisi kaki jangkah. Sunggingan badan berwarna emas, sedangkan wajahnya berwarna emas. R Pancawala mempunyai bentuk badan kecil dan bersuara sedang.
Watak
R Pancawala berwatak berbakti kepada orang tua dan setia kepada negaranya. R Pancawala juga mempunyai watak bisa melindungi dan mengerti karakter saudara-saudara sepupunya (para putra Pandhawa). R Pancawala berkarakter pendiam, tenang, tidak banyak bicara tetapi banyak bekerja dan juga mawas diri.
Cerita
R Pancawala termasuk anak yang paling tua dan dituakan diantara para putra Pandhawa, sehingga dia menjadi tempat curahan pertimbangan apabila para putra Pandhawa akan melakukan tindakan apapun. Pada saat lakon “Pancawala Ngraman”, dia pernah dipilih oleh saudara-saudaranya untuk merebut tahta kerajaan Ngastina dan duduk di singgasana pusaka. Akibat tindakan yang tidak semestinya dan tidak direstui oleh Dewa, maka R Pancawala tidak kuat menduduki singgasana pusaka tersebut. Pada saat itu, yang kuat menduduki singgasana pusaka adalah saudara mudanya yang bernama R Abimanyu. R Pancawala bisa menerima keadaan itu, dia merasa tidak pantas menduduki tampuk pemerintahan negara Ngastina, karena menjadi seorang pemimpin harus mempunyai tanggungjawab, mempunyai kecerdasan dan bisa menata negara serta rakyatnya. Akhir perjalanan hidup R Pancawala adalah mati di tangan Bambang Aswatama pada saat lakon “Aswatama Nglandhak / Parikêsit Laîr”.
Nama Lain: R Pancakumara
Nama Kecil: R Pancawala
Pusaka: R Pancawala tidak mempunyai benda pusaka.
Kesaktian: R Pancawala tidak mempunyai ajian kesaktian.
Tinggal: Negara Ngamarta
Nama Ayah: Prb Puntadewa
Nama Ibu: Dw Drupadi
Nama Istri: Dw Pêrgiwati
Nama Anak: R Pancakusuma
Saudara: R Pancakusuma tidak mempunyai saudara kandung.
Ciri-ciri
R Pancawala menggunakan busana, yaitu ; irah-irahan gêlüng kêlîng, sumpîng prabangayün, kalüng penanggalan, kêlat bahu ngangrangan,gelang tangan calumpringan, gelang kaki ngangrangan dan memakai kain jangkahan satriya. R Pancawala bermata liyêpan, hidung walimirîng, bentuk mulut salitan tanpa kumis, bentuk jari tangan driji jalma, arah wajah lurüh, bentuk rambut ngore, posisi kaki jangkah. Sunggingan badan berwarna emas, sedangkan wajahnya berwarna emas. R Pancawala mempunyai bentuk badan kecil dan bersuara sedang.
Watak
R Pancawala berwatak berbakti kepada orang tua dan setia kepada negaranya. R Pancawala juga mempunyai watak bisa melindungi dan mengerti karakter saudara-saudara sepupunya (para putra Pandhawa). R Pancawala berkarakter pendiam, tenang, tidak banyak bicara tetapi banyak bekerja dan juga mawas diri.
Cerita
R Pancawala termasuk anak yang paling tua dan dituakan diantara para putra Pandhawa, sehingga dia menjadi tempat curahan pertimbangan apabila para putra Pandhawa akan melakukan tindakan apapun. Pada saat lakon “Pancawala Ngraman”, dia pernah dipilih oleh saudara-saudaranya untuk merebut tahta kerajaan Ngastina dan duduk di singgasana pusaka. Akibat tindakan yang tidak semestinya dan tidak direstui oleh Dewa, maka R Pancawala tidak kuat menduduki singgasana pusaka tersebut. Pada saat itu, yang kuat menduduki singgasana pusaka adalah saudara mudanya yang bernama R Abimanyu. R Pancawala bisa menerima keadaan itu, dia merasa tidak pantas menduduki tampuk pemerintahan negara Ngastina, karena menjadi seorang pemimpin harus mempunyai tanggungjawab, mempunyai kecerdasan dan bisa menata negara serta rakyatnya. Akhir perjalanan hidup R Pancawala adalah mati di tangan Bambang Aswatama pada saat lakon “Aswatama Nglandhak / Parikêsit Laîr”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar