Nama
Lain:
1.
Prb
Jakapitana,
2.
Prb
Gendarisuta,
3.
Prb
Suyudana,
4.
Prb
Dhesthaputra,
5.
Prb
Dhestharastratmaja,
6.
Prb
Tri Mamangsah,
7.
Prb
Dretaputra.
Nama
Kecil: R Kurupati
Pusaka:
Gada Kyai Inten, Gada Kyai Lambitamuka.
Kesaktian:
Prb Duryudana tidak mempunyai aji kesaktian.
Tinggal:
Negara Ngastina/Liman Benawi/Kuru Janggala.
Nama
Ayah: Prb Dhestharastra
Nama
Ibu: Dw Gendari
Nama
Istri: Dw Banõwati
Nama
Anak:
1.
R
Sarojakusuma,
2.
Dw
Lesmanandari/ Lesmanawati.
Saudara:
1.
R Dursasana,
2.
R
Kartamarma,
3.
Dw
Dursilawati,
4.
R
Citraksa,
5.
R
Bogadenta,
6.
R
Durmagati dan lain-lain
Ciri-ciri
Prb
Duryudana menggunakan busana, yaitu; irah-irahan makutha, jamang sungsun telu,
sumpîng mangkara, kalung ulur-ulur, kelat bahu ngangrangan, memakai praba,
gelang tangan calumpringan, gelang kaki ngangrangan binggel dan memakai kain
blõtrõng. Prb Duryudana bermatathelengan, hidung bentulan, bentuk mulut salitan
brengõs, mempunyai jenggõt dan wõk, bentuk jari tangan driji jalma, arah wajah
luruh, posisi kakirapet. Sunggingan badan berwarna emas, sedangkan wajahnya
berwarna hitam atau emas. Prb Duryudana mempunyai bentuk badan besar dan
bersuarabesar.
Watak
Prb
Duryudana mempunyai watak angkaramurka, iri hati, sombong. Dia mempunyai
kebiasaan menginginkan barang milik orang lain. Prb Duryudana adalah seorang
raja yang terbiasa hidup manja dan malas dalam segala hal.
Cerita
Prb
Duryudana adalah anak pertama dari para Kurawa yang seluruhnya berjumlah 100
orang. Sejak masih kanak-kanak, Prb Duryudana dan saudara-saudaranya sudah
memendam kebencian kepada para Pandhawa. Dia merasa kalah dalam segala hal.
Para Pandhawa dan Kurawa bersama-sama menjadi murid dari Begawan Durna. Akibat
terbiasa hidup dimanja dan malas, para Kurawa kurang bisa menguasai ilmu yang
diberikan oleh guru, sehingga yang lebih unggul adalah para Pandhawa.
Prb
Duryudana yang telah termakan bujuk rayu Patîh Sengkuni, selalu menginginkan
kematian para Pandhawa dengan menghalalkan segala cara. Hal itu terjadi dalam
setiap kesempatan, diantaranya dalam lakon ; “Pendadaran Sîswa Sokalima”, “Bale
Segala-gala”, “Lenga Tala”, “Babat Wanamarta” dan masih lagi. Semua usaha Prb Duryudana
selalu gagal dan semakin menambah kebenciannya terhadap para Pandhawa.
Puncak perselisihan para Pandhawa dan Kurawa
adalah ketika Prb Duryudana bersikukuh menduduki tahta kerajaan Ngastina yang
sebenarnya adalah milik para Pandhawa. Terjadilah perang besar yang diberi nama
perang Baratayuda. Dalam episode akhir perang itu, Prb Duryudana terbunuh oleh
saudaranya sendiri yaitu R Werkudara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar